Kamis, 18 Desember 2014

The Park, Solo Baru. Rumah Sakit Angker "Ziekenzorg 1907" ~ Part II

Selfie with "Hantu Suster Ngesot" :D

The Park, Solo Baru. Rumah Sakit Angker "Ziekenzorg 1907"

I am very afraid of ghost. When I went to The Park, I was surprised , there was ghost there.  When she saw me, the ghost was afraid of me. Wkwkwkk :D . *Kuwalikk* *Aku sing wedi karo hantu* =)) .


Photos with "Hantu Noni Belanda" =)) - Sunday, 9 November 2014



Photos with "Hantu Suster Ngesot" =)) - Sunday, 14 December 2014



With Tourists at Prambanan Temple - Sunday, 14 Desember 2014







Rabu, 17 Desember 2014

Cerpen : Persahabatan di Tengah Leukimia



4 orang gadis berambut panjang sedang berjalan di halaman sekolah. Ya, SMP Taruna Bangsa.  Mungkin bagi sebagian orang, SMP tersebut memang terkesan sekolah favorit. Memang kenyataannya seperti itu. Disha, Silvia, Dhira, dan Jihan adalah sapaan akrab mereka. Bisa dibilang mereka berasal dari keluarga konglomerat. Namun sayang, salah satu diantara mereka mengidap penyakit serius. Dianishya Alfarina Azzahra atau yang akrab disapa Disha itu mengidap penyakit leukimia stadium 2. Tapi, dia masih bisa sekolah seperti sahabat-sahabatnya yang lain.
                Hari itu hari Selasa. Di kelas 9F jam pertama adalah pelajaran IPA. Bu Rina merupakan guru IPA terfavorit di sekolah tersebut. Begitu pula dengan 4 sekawan tadi. Mereka dengan semangat menyambut guru mereka. “Selamat pagi, Bu.” , sapa Dhira dengan diikuti teman-temannya. “Pagi Anak anak.” , jawab Bu Rina dengan senyumnya yang merekah. Pagi itu mereka akan membahas tentang penyakit leukimia. Disha yang awalnya hanya termenung, agak kaget mendengar kata kata Bu Rina tadi. Tapi, dia berusaha menutupi sesuatu dari sahabat sahabatnya tersebut. Disha tidak ingin sahabatnya tahu kalau dia sedang mengidap penyakit mematikan itu.
                “Baiklah murid murid. Leukimia adalah penyakit yang disebabkan karena produksi sel darah putih berlebih dan tidak terkendali yang menyebabkan fungsi normal darah menjadi terganggu.” , jelas Bu Rina. Bu Rina menjelaskan dengan panjang lebar. “Biasanya penderita leukimia mengalami mimisan, radang gusi, memar yang lebih mudah terjadi, berat badan yang turun drastis,dan lain lain.” , sambung Bu Rina. Seketika itu Disha seperti membayangkan semuanya. Terbesit ekspresi pilu di wajahnya. Namun sahabatnya tidak tau jika ada raut aneh di wajah Disha. Mereka menganggap hal itu biasa biasa saja. Tak terasa, bel berbunyi 2 kali tanda pelajaran telah usai. Bu Rina mengucapkan salam perpisahan. “Sampai jumpa pada pertemuan yang akan datang anak anak. Tetap rajin belajar dan jaga kesehatan.”, begitulah pesan dari Bu Rina. Setelah jam IPA adalah jam olahraga. Ya, jam olahraga memang pelajaran yang paling disukai anak laki laki di 9F.
                Disha memang terlihat lemas dari biasanya. Tapi, dia terkenal anak yang selalu semangat dalam kondisi apapun. Hingga pada saat itu ada bola basket mengenai kepalanya, Disha tak sadar. Ternyata, itu ulah Roni, anak kelas 9G. Tapi Roni tidak sengaja. Disha merasakan kepalanya pusing, hingga hidungnya mengeluarkan darah. Setelah itu, Disha sudah tak sadarkan diri.
                Perlahan lahan, ia mulai membuka mata. Dirinya merasa tidak asing lagi dengan tempat ini. Ya, benar! Ia berada di Rumah Sakit. Dia dikelilingi oleh orang orang yang ia sayangi. Ada Mama,Papa,Adik,dan tentunya Dhira,Silvia,serta Jihan. Akhirnya, ketiga sahabatnya mengerti bahwa Disha mengidap penyakit serius. Apalagi, sudah naik menjadi stadium 3. Itu tandanya, sudah berbahaya dan kemungkinan untuk bisa bertahan hidup tinggal 30%. “Dish, kenapa kamu gak bilang ke kita kalau kamu kena penyakit kayak gini? Kita khawatir sama kamu.” , ucap Jihan seraya memegang tangan Disha. “Aku gak apa apa kok. Kalian tenang aja ya! Percaya deh sama aku.” , jelas Disha.
                Namun, Disha tidak patah semangat. Ia terus berjuang untuk melawan penyakit yang mematikan ini. Dari berbagai cara, mulai dari pengobatan alternatif hingga pengobatan di rumah sakit asing semua telah dilakukannya. Sayangnya, usaha itu tidak membuahkan hasil sedikitpun. Daya tahan tubuh Disha memang bisa dibilang cukup baik. Sehingga ia bisa cepat sembuh. Namun tetap saja belum sembuh total.
Akhirnya, Ia bisa kembali mengikuti pelajaran di sekolah seperti biasa. Roni, orang yang terus merasa bersalah karena telah melempar bola basket dan dengan tidak sengaja mengenai kepala Disha. Roni masuk ke kelas Disha dan berkata “Disha, maafin aku ya! Gara gara aku, kamu jadi sakit kayak gini. Aku sama sekali gak bermaksud buat nyakitin kamu. Sekali lagi aku minta maaf.” , sambil memegang tangan Disha pertanda ia sungguh sungguh untuk minta maaf. Disha pun menjawab sambil menatap wajah Roni lekat lekat, “Roni, kamu gak salah. Aku yang salah. Aku yang kurang hati hati. Sampai bisa kena bola basket itu. Udahlah aku gak apa apa kok.” Begitu seterusnya jawaban dari Disha. Ia tak mau merepotkan orang orang yang ia sayang.  
                Sementara itu, ketiga sahabat Disha sampai di ruangan kelas. Mereka berkata “Disha.. kamu udah masuk sekolah? Kamu udah baikan?? Kamu udah sembuh?” . “Iya, aku udah gak apa apa kok. Aku udah sehat. Udah gak usah khawatir gitu donk.” , ucap Disha meyakinkan mereka.
Tanpa sepengetahuan Disha, ketiga sahabatnya itu telah mengerti bahwa leukimia yang diderita Disha telah sampai stadium 3. Kasihan, itu yang mereka rasakan. Tapi, Disha seperti tak patah semangat. Kemauannya untuk sembuh membuat sahabatnya bangga.
Hingga pada suatu hari, tepatnya tanggal 29 Oktober 2013 Disha genap berusia 14 tahun. Banyak kado yang dikirim untuknya. Tak terkecuali Dhira,Silvia, dan Jihan. Orang tua Disha memberi kue ulang tahun yang bermotif Doraemon serta boneka Doraemon yang sudah lama diinginkannya. Disha memang penggemar Doraemon sejak kecil. Sementara itu, Dhira memberi kaos bertuliskan “You n Me Forever”. Silvia memberi jam tangan yang konon harganya bisa mencapai puluhan juta. Jam itu bermotif Doraemon berwarna biru berhias berlian berwarna putih. Jihan memberi komik Doraemon. Memang di hari ulang tahunnya itu semua bernuansa Doraemon. Tak ketinggalan pula Roni, orang yang telah membuat Disha tak sadarkan diri hingga Disha sampai masuk rumah sakit. Ia memberi kue black forrest yang amat disukai Disha. Disha heran. Sejak kapan Roni tahu apa jenis kue kesukaannya. 29 Oktober 2013 itu adalah hari yang sangat menyenangkan bagi Disha. Terlebih dia sedang sakit parah seperti ini. Disha sangat bersyukur, karena dirinya masih diberi anugerah yang luar biasa dari Tuhan.
Keesokan harinya, Disha masuk sekolah seperti biasa. Tak ada yang berubah dari Disha. Dari raut wajahnya dia tetap terlihat bahagia. Bersama ketiga sahabatnya, Ia melakukan rutinitas seperti biasanya.
Beberapa bulan kemudian, tepatnya tanggal 3 Januari, Roni berulang tahun yang ke 15 tahun. Pagi itu di kelas, sewaktu Disha asyik dengan ketiga sahabatnya, Roni datang dan berkata “Dish, kamu nanti sore ada acara gak?” “Enggak kok Ron, emang ada apa?” , tanya Disha penasaran. “Disha mau diajak kemana?” , tanya Silvia. Roni berkata sambil mengedipkan mata tanda kode untuk Silvia, Jihan, dan Dhira , “Nanti sore, datang ya ke rumahku. Aku hari ini mau mengadakan acara ulang tahun.” “Oh..iyaa.. Kamu ulangtahun ya? Happy Birthday, Roni.” , ucap Disha dengan senyumannya. “Oke..Makasih Disha. Nanti sore aku tunggu jam 4 ya. Sampai bertemu nanti” , ucap Roni seraya melambaikan tangan.
Singkat cerita. Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Murid murid berhamburan keluar gerbang. Disha pamit kepada ketiga sahabatnya, dan mereka mengadakan janjian untuk pergi bersama menuju rumah Roni nanti sore.
Waktu menunjukkan pukul 15.00. Disha bergegas mandi. Namun setelah mandi, Ia nampak sedikit lesu. Dia merasakan pusing yang tidak seperti biasanya. Mama Disha berkata, “Sayang. Kamu gak apa apa kan? Kamu pusing yaa?” “Enggak kok, Ma. Disha baik baik aja.”, ucap Disha meyakinkan sang Mama. Ia tak mau meninggalkan acara pesta ulangtahun Roni hanya karena kesehatannya. Ia tak mau mengecewakan Roni. Disha langsung berganti pakaian. Tak lama kemudian, Handphone Disha berdering. Ternyata itu dari Dhira, langsung buru buru ia angkat. “Halo Dhira. Ada apa?” “kamu udah siap belum? Ini aku udah mau sampai rumah kamu..buruan yaa..Bye” , jawab Dhira.
Setelah semua beres, Dhisa keluar kamar dan menemui mamanya untuk izin pergi ke acara pesta ulang tahun Roni. “Ma, Disha pergi dulu ya. Mau ke acara ultahnya Roni. Aku perginya sama Jihan,Silvia, dan Dhira.” “iya Disha,,hati hati ya..” , jawab sang Mama.

Terdengar bunyi klakson di depan rumah Disha. Ia yakin bahwa itu adalah sahabatnya. Langsung ia keluar rumah dan naik ke dalam mobil. Disha merasakan pusingnya sudah semakin bertambah parah. Tapi, ia tetap memaksa untuk datang ke acara Roni. 15 menit kemudian, mereka sampai di rumah Roni. Sudah lumayan ramai memang. Mereka langsung masuk. Kedatangan mereka disambut oleh Roni, sang tuan rumah. “Selamat datang..” , ucap Roni ramah. Disha langsung memberikan sekotak jam tangan berwarna hitam kepada Roni sambil berkata “Ron. Happy Birthday, ya. Tambah yang baik baik aja. Sukses ya buat kedepannya.” “Makasih ya Dish, kamu udah mau dateng ,, aku udah seneng kok.” , jawab Roni.
Sejak itu, kepala Disha sudah mulai sakit. Tapi, Disha tetap menahannya. Alangkah terkejutnya Disha, saat melihat Roni yang tiba tiba pingsan. Samar samar, ia mendengar orang orang berkata “Hei..Roni pingsan. Cepat bawa ke rumah sakit. Mungkin kanker hatinya kambuh.” . Disha semakin tak mengerti apa yang dikatakan orang orang itu. Tiba tiba saja, Disha langsung ikut pingsan.
Sesampainya di ruang perawatan, Disha mulai tersadar. “Dimana aku?”, tanya Disha. Kemudian, Dhira menjawab, “kamu di rumah sakit, Dish”. Percaya tidak percaya, kondisi Disha semakin kritis. Semua orang yang menemani Disha ikut panik dan khawatir. Disha tiba tiba berkata, “Mama..Papa.. Penyakit Disha sudah semakin parah. Mungkin sebentar lagi Disha udah gak ada di sisi kalian. Maka dari itu, Disha mau minta maaf sama Mama sama Papa. Selama ini, Disha udah sering ngrepotin kalian. Udah bikin jengkel. Maaf sekali lagi. Dan jika Disha udah gak ada lagi, ada 1 permintaan. Tolong donorkan hati Disha buat Roni. Kasihan dia sekarang kena kanker hati. Disha mohon, Maa..Pa..Disha ingin Roni sembuh kembali.” Mama Disha menjawab, “Disha, kamu gak boleh bicara seperti itu. Kamu pasti sembuh,Nak. Percaya sama Mama. “. “Rasanya gak mungkin, Ma. Makasih ya Sil,Han,Dhir atas semua pengorbanan kalian selama ini. Makasih atas perhatiannya ke aku. Maaf udah ngrepotin kalian. Makasih buat kalian yang udah support aku. Yang selalu meyakinkan aku, bahwa kalian gak akan ninggalin aku. Makasih buat segalanya. You’re my everything. Maaf aku gak bisa membalas semua kebaikan kalian.” Dengan isak tangis, mereka menjawab, “Kamu gak perlu bilang gitu Dish, kamu udah kita anggep bagian dari keluarga kita.” Namun, takdir berkata lain, setelah Disha mengucapkan kata kata tersebut, matanya kemudian tertutup. Mereka langsung memanggil dokter. Setelah diperiksa, dokter itu berkata “Maaf, kami sudah berupaya semaksimal mungkin. Namun yang namanya takdir itu, hanya Tuhan yang bisa berkehendak. Nyawa Disha sudah tidak bisa tertolong. Sekali lagi maafkan kami.”
Tak lama kemudian, suara tangisan di ruangan itu pecah. Ayah Disha langsung mengurus administrasi rumah sakit terkait biaya perawatan anaknya. Kemudian, seperti pesan Disha sebelumnya yaitu ingin mendonorkan hatinya untuk Roni , nampaknya akan segera direalisasikan. Pihak rumah sakit telah menyetujui hal tersebut. Tak menunggu lama, pendonoran hati itu sudah berlangsung. Proses itu sudah berhasil.
Setelah Roni sembuh, akhirnya Ia mendengar pula kabar kematian Disha. Dan Roni akhirnya juga tahu bahwa yang mendonorkan hati untuknya adalah Disha. Roni sangat menyesal kala itu. Dengan diantar oleh orang tuanya, Roni berziarah ke makam Disha. Sesampainya di makam, Roni mendoakan agar Disha ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT. “Disha.. Semoga kamu tenang di alam sana. Tersenyumlah dengan bahagia.” , ucap Roni lirih.

Remaja ~

              Halo ! Untuk post yg pertama kali ini, penulis akan menjelaskan sedikit ttg remaja. Tentunya kalian sudah pasti tahu kan? Apa definisi dr remaja itu sendiri? Yap, remaja adalah masa transisi dr anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini, mereka belum bisa dibilang lepas dr masa anak-anak, juga blm bisa dibilang jika sudah masuk tahapan dewasa. Karena lebih tepatnya adalah MASA TRANSISI. Nah, remaja berada di rentang usia 12-21 tahun. Di masa itu, remaja cenderung masih labil. Perasaan mereka seperti ombak yg terombang-ambing. Mereka masih belum bisa menentukan mana yg baik dan buruk. Oleh karena itu, perlu sekali bimbingan dan didikan dr orangtua masing-masing. Nah, karena labilnya perasaan remaja, mereka bisa dengan mudahnya terjerumus kepada hal-hal yg berbau negatif. Contohnya adalah penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, tawuran antar pelajar, dan lain-lain. Itu semua juga berpengaruh terhadap kualitas pendidikan remaja itu sendiri. Sebagai contoh, remaja yg sudah mengkonsumsi narkoba pasti akan ketagihan dan kemudian akan terus mengkonsumsinya. Dampak dr penyalahgunaan narkoba itu sendiri jika dikonsumsi remaja adalah penurunan terhadap konsentrasi belajar, tidak adanya semangat untuk menuntut ilmu, dan lain-lain. Contoh lain adalah bagi para remaja yg sudah melakukan seks bebas diluar ikatan perkawinan, apalagi sampai mengalami kehamilan mereka pasti akan dikeluarkan dari sekolah . Setelah dikeluarkan,
mereka pasti bingung. Apa yg harus dilakukan. Mau mencari pekerjaan, tapi ada faktor-faktor yg tidak mendukung. Seperti ijazah.
Nah, mulai sekarang kita harus memaknai masa remaja ini dengan hal yg positif. Jangan biarkan masa remajamu merusak segala mimpi dan cita-cita kalian. Bersikaplah terbuka pada kedua orangtua. Usahakan selalu bercerita kepada orangtua ttg kejadian yg kalian alami selama seharian di luar rumah. Dengan seperti itu, orangtua bisa memantau pergaulan kalian sedikit-sedikit. Dan yang tak kalah penting, tingkatkan iman dan takwa kita :) Itu kunci utama agar terhindar dari segala hal yg bersifat merusak.
Sekian dan terimakasihh ~